Inilah sedikit dari pengalaman saya ketika mengadakan Studi di Candi Borobudur .
Semoga bermanfaat !!!
Latarbelakang
Borobudur
Candi
Borobudur merupakan candi Budha terletak di Magelang selain candi Mendut dan
candi Pawon juga yang termasuk candi dalam kategori 10 kriteria warisan budaya
dunia. Pada candi tersebut terdapat patung-patung yang digolongkan dalam patung
asnam (sembahan) buakan dalam golongan
candi tamasil (simbol).
Di
bangun pada abad 8 yang mana Boro mempunyai makna vihara dan Budur adalah
diatas, yang dapat disimpulkan bahwa
vihara yang terdapat diatas bangunan.
Borobudur
adalah simbol kebangkitan (awakening), perjalanan pencerahan manusia spiritual
pemuda yang bernama Sudhana. Kisah berakhir pada fragmen Bhadracari di mana
Samantabhadra memberi wejangan kepada Sudhana. Ketika pemuda kaya raya tersebut
disentuh oleh Samantabhadra, Sudhana memperoleh tingkat pencapaian Samadhi
tertinggi.
Pada
akhirnya, Sudhana mencapai Pencerahan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati. Kisah
ini mengambarkan kebangkitan batin dari insan manusia melalui proses
penyempurnaan hati yang baik dan kebijaksanaan.
Proses
penyempurnaan hati yang baik dan kebijaksanaan (Paramita) diwujudkan melalui
relief Lalistavistara, Avadana dan Jakata. Sedangkan, di sisi lain, filsafat
yang melandasi pelaksanaan proses penyempurnaan dalam aliran Tantrayana
diwujudkan melalui relief Gandavyuha dan Bhadrasari.
Melalui
penempatan arca-arca Pancatathagata sebagai simbol praktik Tantra yang
menyerupai pagar, maka dapat diperkirakan bahwa Candi Borobudur lebih
menitikberatkan pada ajaran Tantrayana. Pembagian Candi Borobudur menjadi
kamadhatu, rupadhatu, dan aruphadatu tidak relevan karena pembagian ini hanya
menggambarkan penggolongan alam kehidupan menurut kosmologi Buddhis yang tidak
bisa menjelaskan keberadaan simbol-simbol Tantrayana dan Mandala. Dan akhirnya
dapat dikatakan bahwasanya Borobudur adalah perwujudan realisasi pencerahan
seorang manusia yang berusaha menyempurnakan kebajikan dan kebijksanaan yang
dirangkum ke dalam relief-relief dan arca-arca menjadi satu candi.
Masuk
Candi Borobudur melalui Pintu Timur lalu keliling searah jarum jam dengan
menempatkan Candi di sisi bahu kanan kita sebanyak tiga kali bisa yang
menandakan penghormatan terhadap Candi merupakan tradisi Buddhis (Pradaksina).
Pada intinya, Buddha mengajarkan manusia dalam melatih diri kesadaran. Keliling
Borobudur hanya membicarakan tentang angka 3 dan 1 pada relief di candi.
Tahap
Pembangunan Borobudur
-Tahap Pertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750
dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang
sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun
yang dibongkar.
· Tahap Kedua
Pondasi Borobudur diperlebar,
ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung
diberikan stupa induk besar.
· Tahap Ketiga
Undak atas lingkaran dengan
stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran.
Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di
tengahnya.
· Tahap Keempat
Ada perubahan kecil seperti
pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.
Uraian
Relief Borobudur
Di
dinding Candi Borobudur terdapat relier-relief. Ada sekitar 1460 buah relief
yang mengandung cerita dan ada sekitar 1212 relief yang tak bercerita. Dalam
pembuatannya telah memakan waktu selama sekitar 150 tahun atau 1,5 abad dengan
menggunakan batu dengan alasan batu mudah ditemukan dan kalau semen mudah
rusak.
Ada
juga pada relief candi yang menggambarkan tentang bunga teratai sebagai symbol
yang mempunyai makna sebagai berikut:
1.
Teratai mengikuti pasang dan turunnya air.
2.
Penerimaan manusia “atas bawah”
3.
Jabatan tinggi tetapi tetap low profil.
4.
Teratai jika disiram tidak basah.
5.
Tidak terpengaruh oleh lingkungan.
6.
Berubah bukan dari luar tetapi dari dalam.
Kesimpulan
Dan Analisis
Dalam sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah Jawa Tengah maka, pada khususnya periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan
abad Emas Wangsa Syailendra kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng –
lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan Hindu sedangkan yang bertebaran
di dataran – dataran adalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas
Hindu.
Dengan demikian, didapatkan kesimpulan bahwa Candi
Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena
usaha untuk menjunjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.